Sehubungan dengan tugas Psikologi yang diberikan, jadi postingan
kali ini membahas tentang Sensasi dan Persepsi. Tapi sebelumnya kita harus tau
dulu ya apa yang dimaksud dengan Sensasi dan Persepsi :
“Sensasi adalah proses menangkap stimuli dan tahap paling awal
dalam penerimaan informasi sedangkan persepsi adalah proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi.
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Tetapi didalam prosesnya sensasi
dan presepsi berbeda, kalau sensasi peneriamaan stimulus lewat indera sedangkan
persepsi yaitu menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak.”
Nah, sekarang saya akan berbagi pengalaman saya yang tentunya
berhubungan dengan Sensasi dan Persepsi .Dari sekian banyak pengalaman entah
kenapa kenangan ketika masa SMA ini yang terfikirkan. Yah, masa SMA adalah masa
yang tak terlupakan, begitu kan?
Pengalaman ini terjadi ketika saya kelas XI, ketika acara
Pesantren Kilat Remaja di Sekolah. Pada saat itu, kami (re:siswa
kelas XI) yang menjadi panitia dari acara tersebut dan siswa kelas X
adalah pesertanya. Acara itu berlangsung selama 3 hari 2 malam.
Pada malam yang pertama, saya dan teman-teman yang tidak
memiliki tugas mengawasi peserta di berikan ruang kelas khusus panitia, yaitu
di ujung koridor yang dekat tangga. Berhubung
tangga tersebut sudah terkenal dengan ‘sesuatu’
, bahkan sejak masa kakak saya
masih bersekolah disitu, jadi kami tidak ada yang berani tidur di kelas
tersebut dan memutuskan turun ke lobi bergabung dengan panitia seksi
Keamanan, yang sebagian besar adalah laki-laki. Ketika itu mereka sedang
berkumpul membentuk lingkaran dan kami ikut, ternyata mereka sedang melakukan
sesi Cerita Horor, yah suasana mendukung kan? Di sekolah dan dalam keadaan
gelap.
Tiba-tiba salah satu dari kami mengusulkan “Kita kelilingi sekolah ni
yok? Mana tau ‘jumpa’, kapan lagi kita disekolah pas tengah malam gini” .
Saya dan beberapa teman (terutama cewek) langsung kaget mendengar ucapannya, dan
berkata “Yang bener aja, jangan cari perkara lah”.
Tapi karena semua cowoknya dan ada beberapa cewek yang setuju maka ‘ekspedisi
uka-uka’ tersebut dilakukan juga. Tapi sebelum itu kami buat perjanjian
jangan ada yang berisik apalagi teriak, karna takut mengganggu peserta dan
panitia lainnya yang sedang tidur.
Akhirnya kami di bagi jadi dua kelompok, dan mengelilingi
seluruh sekolah. Karena yang memegang senter adalah orang yang ada di depan
jadi kami yang di belakang hanya celinguk liat kanan kiri. Ketika itu teman saya berbisik, “Nis, lihatlah itu, perasaanku aja atau
memang pintu kelas lantai atas goyang sendiri?” saya langsung liat kelas lantai
atas dan memang sedikit bergoyang, seingat saya kelas itu gak di pakai. Saya
berfikir, butuh angin yang lumayan kuat untuk menggerakkan pintu itu dan saat itu
udara tidak dingin, jadi tidak mungkin. Saya langsung merinding, otomatis
fikiran aneh pun terlintas. Tapi saya yakinkan diri sendiri dan berkata pada
teman saya itu, “Inikan bulan Ramadhan, mana mungkin ada hantu, perasaanmu aja
mungkin” padahal dalam hati udah ser-ser sendiri.
Kami terus berkeliling,
saling dekat-dekatan. Gak lama terdengar
suara anjing menggonggong. Aish suara apalagi ini, fikir saya mengingat saat
itu udah hampir jam 2 malam. Salah satu cowok berkata “Eh, kalian dengar suara
anjing itu? Katanya kalo anjing menggonggong tengah malam berarti dia lihat
‘penampkan’”. Langsung kami cubitin dia, “ish, kau ini makin buat suasana
menjadi-jadi” padahal dalam hati kami masing masing membenarkan.
Lalu pemimpin kelompok kami bertanya, “Berani gak kalau sampai
keluar sekolah?” . saya langsung jawab “tapi jangan sampai lewat pagarlah,
ketahuan guru bisa masalah” yang lain setuju. Maka kami mengelilingi luar
sekolah tapi tidak melewati pagar. Saat itu
saya mencium bau sesuatu. Salah satu teman celetuk “Eh, ini bau kemenyan kan?”
. Saya yang gak tau bau kemenyan itu bagaimana,bertanya “Masa’ sih?”. Kami pun
makin merapat, jalan berdekat-dekatan mengambil kesimpulan sendiri
masing-masing dengan adanya bau kemenyan itu. Lalu teman saya berkata, “hei,
mikir apa kalian? Kayak baru seminggu aja di sekolah ini, sekitar sini kan
banyak orang cina sama india, mana tau ada yang lagi bakar yupa malam gini”.
Entahlah, mungkin ada yang percaya ada yang enggak tapi meyakinkan diri sendiri
kalau memang gak ada apa-apa.
Kami mulai memasuki gedung sekolah lagi dan berjalan ke belakang
sekolah karna usul dari salah satu teman, pada saat itu banyak ruangan yang mau
di bangun dan dia bilang “biasanya tempat-tempat kayak gitu ‘ada’
tuh.
Beberapa dari kami sebenarnya gak setuju termasuk saya, tapi daripada ditinggal
mending ngikut aja. Waktu lagi jalan
tiba-tiba ada suara ribut,kayak teriak yang di tahan. Kayaknya suara dari
kelompok yang satu lagi. Masing-masing dari kami bicara “Eh, itu suara dari
kelompok orang itu kan?”, “Kenapa orang tu? Ada yang ‘jumpa’ mungkin
ya?”, “Entah pun ada yang kesurupan”. Langsung kami lari melihat kelompok
mereka. Mereka lagi pada kumpul duduk di tanah. “kenapa wee?” mereka menjawab “Ini si Tari jatuh nendang
kayu, gara-gara lihat atas terus ni, pengen kali dia ‘jumpa’ rupanya”. Ternyata
dugaan kami salah, “Oalah, kami kira kalian ada yang kesurupan”. -_-
Lalu kami saling cerita, “klen ada nampak wee?”, “gak ada,
klen?”, “gak ada juga, ish gak serulah”, “Ya iyalah, namanya ini bulan puasa
mana ada hantu, semua setan di ikat”, “tapi klen dengar suara anjing gonggong
tadi kan wee?”, “iya dengar”. Begitulah kira-kira obrolan kami. Dan saat itu
kami sepakat berhenti melakukan ‘ekspedisi uka-uka’,
lagipula udah mau waktu sahur. Dan Alhasil kami gak ada yang tidur.
“Eh, Nisaa” teman saya ada yang manggil. Tapi karena kami disitu ada dua orang yang bernama Nisa, saya Khairunnisa dan yang satu lagi Nisa Fadhillah, jadi saya kira Nisa satu lagi yang di panggil.Trus dia manggil lagi, “ish, parah kalilah jarak sedekat ini pun gak dengar, Nisaaaa”. Saya langsung noleh bersama Nisa yang satu lagi, ternyata tadi dia berfikiran sama dengan saya. “Nisa siapa?” kami tanya. “Nisa kalian dua-duanya, yang sama-sama anak konsumsi, makanya punya nama itu jangan kembar, bangunin ketua kalian sana udah mau sahur ini, siapin makan” katanya agak kesal. Kami berdua pun tertawa lihat dia. Hhaha~
Sekian pengalaman masa SMA yang pernah saya alami dan mungkin
tidak akan pernah terlupakan. Pengalaman yang sedikit menakutkan namun juga
menyenangkan dan seru. Ada begitu banyak sensasi dan persepsi yang terjadi dari
cerita tersebut, dan saya menandainya dengan bergaris
miring.
Terima Kasih ^^
0 comments:
Post a Comment